Minggu, 08 April 2012

makalah Rokok



MAKALAH
BAHAYA ROKOK




Oleh
LENA FASISKA
98456/2009



PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga, membaca, menulis, mengarang,dan sebagainya.Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka.Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.
Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,meskipun yang melakukannya adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah.Hal ini sangat memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh kita.
Untuk itu dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kita dapat sadar dan segera meninggalkan atau mengurangi kebiasaan mereka yang tidak baik.Karena bagaimanapun juga dampak rokok bagi kesehatan pelaku (perokok aktif) maupun kesehatan orang yang terkena paparan asap rokok perokok aktif (perokok pasif) sangat besar,karena zat beracun yang terkandung di dalamnya.
B.     Tujuan Penulisan
Melihat semakin banyaknya jumlah perokok setiap tahunnya, yang nantinya dampak negatifnya akan kita rasakan juga baik cepat ataupun lambat. Sehingga dengan dibuatnya makalah ini kita diharapkan dapat:
1.      Mengetahui tentang seluk beluk rokok dan zat racun yang dikandungnya
2.      Mengetahui seberapa besar dampak rokok bagi kesehatan tubuh
3.      Mengurangi bahkan berhenti merokok setelah mengetahui dampak yang di timbulkan

BAB II
PEMBAHASAN
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertamabah. Hal inilah yang nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh kita.
A.    Zat - zat Beracun Yang Terdapat Dalam Rokok dan Dampaknya
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok. Tapi diantara zat – zat yang disebutkan tadi, ada 3 zat yang paling berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok. Zat – zat itu adalah:
1.      Tar
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru - paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru - paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
2.      Nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
3.      Karbon Monoksida (CO)
Zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan zat - zat penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung yang fatal selain itu juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah di kaki.Efek terakhir ini membuat para wanita perokok lebih beresiko ( daripada wanita non perokok ) mendapat efek samping berbahaya bila meminum pil kontrasepsi ( pil KB).Karena itulah sebabnya mengapa para dokter kandungan ( ginekolog ) umumnya segan memberi pil KB pada wanita yang merokok.
 












B.     Bahaya Rokok Untuk Kesehatan
1.      Perokok Aktif
a.       Menyebabkan Kanker pundi kencing,
b.      Kanker perut,
c.       Kanker usus dan rahim ,
d.      Kanker mulut ,
e.       Kanker Esofagus,
f.       Kanker tekak,
g.      Kanker pankrias,
h.      Kanker payudara,
i.        Kanker paru-paru,
j.        Penyakit saluran pernafasan kronik
k.      Strok,
l.        pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosis
m.    Penyakit jantung,
n.      Kemandulan,
o.      Putus haid awal,
p.      Melahirkan bayi yang cacat
q.      Keguguran bayi,
r.        Bronkitis,
s.       Batuk,
t.        Penyakit ulser peptik,
u.      Emfisima,
v.      Otot lemah,
w.    Penyakit gusi,
x.      Kerusakan mata

2.      Perokok Aktif
a.       Meningkatkan risiko kanker paru-paru
b.       Penyakit jantung
c.       Masalah pernafasan radang paru-paru dan bronkitis
d.      Sakit atau pedih mata
e.       Bersin dan batuk-batuk
f.       Sakit kerongkong
g.      Sakit kepala

3.      Bahaya Terhadap ibu hamil dan Janin yang dikandungnya
a.       Keguguran janin
b.      Tumbesaran janin terencat – 30% lebih tinggi
c.       Kematian janin dalam kandungan
d.      Pendarahan dari uri (abruption placenta)
e.       Berat badan berkurang – 20 hingga 30%

4.      Bahaya Terhadap Bayi
a.       Keguguran janin
b.      Tumbesaran janin terencat – 30% lebih tinggi
c.       Kematian janin dalam kandungan
d.      Pendarahan dari uri (abruption placenta)
e.       Berat badan berkurang – 20 hingga 30%

C.    Beberapa Penelitian Tentang Rokok
Menurut Menteri Kesahatan Indonesia Tahun 2004 Bapak Dr. Achmad Sujudi, kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah dan tingginya presentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi (dibakar) pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar),Rusia (375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar).
Selain itu, dalam laporan yang baru saja dikeluarkan WHO berjudul “Tobacco and Poverty : A Vicious Cycle atau Tembakau dan Kemiskinan : Sebuah Lingkaran Setan” dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tanggal 31 Mei 2004, membuktikan bahwa perokok yang paling banyak adalah kelompok masyarakat miskin. Bahkan di negara-negara maju sekalipun, jumlah perokok terbanyak berasal dari kelompok masyarakat bawah. Mereka pula yang memiliki beban ekonomi dan kesehatan yang terberat akibat kecanduan rokok. Dari sekitar 1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara – negara berkembang.
Hasil penelitian itu juga menemukan bahwa jumlah perokok terbanyak di Madras, India justru berasal dari kelompok masyarakat buta huruf. Kemudian riset lain membuktikan bahwa kelompok masyarakat termiskin di Bangladesh menghabiskan hampir 10 kali lipat penghasilannya untuk tembakau dibandingkan untuk kebutuhan pendidikan. Lalu penelitian di 3 provinsi Vietnam menemukan, perokok menghabiskan 3,6 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk pendidikan, 2,5 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan dengan pakaian dan 1,9 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk biaya kesehatan.

D.    Hambatan
Dalam prakteknya di lapangan, tidak mudah untuk menerapkan peraturan yang melarang tentang merokok. Karena hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1.      Masih minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan tubuh mereka, sehingga sulit diadakannya pembinaan untuk mereka.
2.      Kurangnya sosialisasi dari instansi terkait mengenai bahaya merokok, sehingga masyarakat tidak tahu seberapa besar bahaya rokok bagi kesehatan mereka.
3.      Kurang ketatnya pengawasan terhadap peredaran rokok di negara kita, sehingga jumlah produsen rokok meningkat.
E.     Cara Mengatasi Permasalahan Yang Ada
Beberapa cara yang dapat kita lakukan supaya kit adapt terhindar dari bahaya asap rokok adalah sebagai berikut :
1.      Tarbiyah atau pedidikan keimanan yang sungguh – sungguh untuk setiap individu masyarakat agar mereka sadar betapa bahaynya menghisap rokok.
2.      Adanya teladan yang baik bagi sang anak baik di rumah, di sekolah, maupun di sekitar lingkungannya.
3.      Melarang Oknum guru untuk merokok di depan siswa saat mengajar.Mengapa? karena kita ketahui bahwa tugas guru adalah sebagai suri tauladan bagi siswanya di sekolah. Jadi wajar saja kalau guru harus memberi contoh yang baik bagi siswanya.
4.      Penyuluhan yang gencar dan intensif dari Instansi terkait. Dengan jalan ini diharapkan jumlah perokok akan berkurang, karena mereka memperoleh pengetahuan langsung tentang bahaya rokok bagi kesehatan mereka.
5.      Menciptakan Undang – Undang seperti yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang larangan merokok di tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya. Dan bagi yang melanggar akan dikenakan sangsi atau denda sejumlah 50ribu rupiah.
6.      Menyebarluaskan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang haramnya rokok. Karena dengan jalan ini masyarakat akan berfikir lagi untuk merokok.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih banyak mudharatnya (dampak negatifnya) dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiarkan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
B.     Saran
Setelah membaca makalah ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.










DAFTAR PUSTAKA

Amalia,http://www.pdgionline.com/web/index.php?option=content&task=view&id=310&Itemid=1
  www.google.com

  

keterampilan dalam berkomunikasi


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya baik berupa kesempatan maupun kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Salawat beserta salam penulis ucaokan pada nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan sampai kealm yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Komunikasi Bisnis
Pada penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk mencapai kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap penulisan makalah ini dapat bermamfaat bagi penulis  khususnya dan para pembaca semua pada umumnya.


Padang, Maret 2012



Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………..............................……........................…ii                                                                                                            
BAB I  PENDAHULUAN                                       
A.       Latar Belakang…………………..........................................…………1
BAB II PEMBASAN
A.       Ketereampilan Berbicara.......................................................................2
B.       Ketereampilan Menulis……………………....………….....................8
BAB V PENUTUP
A.       Kesimpulan……………………………………….…………….........11
B.       Saran…………………………………………………….…………...11

DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Komunikasi merupakan dasar-dasar setiap organisasi yang dapat menyeberluaskan pendapat atau pandangan-pandangan kita serta masalah-masalah kita pada orang lain. Kita dpat belajar dari pengalaman segala kesalah pahaman, dan meninggkatnya menjadi saling mengetahui masing-masing.
Komunikasi bukanlah hanya penyaluran informasi saja, jauh lebih luas dan lebih kompleks lagi berpikir adalah dasar komunikasi yang bermakna, bermula dari suatu pikiran dan ide, yang sering disebut keterampilan menyalurkan dan mengirimkan, yaitu berbicara dan menulis. Dan keterampilan lainnya di sebut keterampilan menerima yaitu membaca dan mendengarkan. Tingkah laku non verbal dianggap sebagai suatu fungsi dari kedua keahlian menyalurkan dan menerima. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa.
Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik,pembicaraannya akan lebih muda dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi.








BAB II
PEMBAHASAN
Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengarkan, mengatasi hambatan komunikasi non verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid dan mampu memecahkan konflik secara konstrutif.
Sedangkan  Eggen (2004) berpendapat bahwa keterampilan komunikasi adalah ketika guru menggunakan pengetahuaanya dalam teknik komunikasi verbal, nonverbal dan melalui media komunikasi secara efektif untuk mempertahankan keaktifan dalam bertanya, kolaborasidan interaksi siswa yang sifatnya mendukung di dalam kelas.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas dapat disimpulakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan guru dalam teknik komunikasi verbal dan nonverbal yang di gunakan dalam berbicara dan mendengarkan dalam berinteraksi dengan siswa yang sifatnya mendukung di dalam kelas. 
Didalam keterampilan berkomunikasi harus dikuasai adalah keterampilam menerima ( membaca dan Mendengarkan) dan keterampilan Menyampaikan (keterampilan berbicara dan keterampilan menulis).
A.    Keterampilan Berbicara
Salah satu aspek dalam  berkomunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan,1986:86). Keterampilan berbicara bukanlah suatu keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara, Namun keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan kennert Zimmer (Hardi dan zamzami, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara dapat menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat meneyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Tapi,realitas yang ada tidak semua siswa mempunyai kemampuan bebicara yang baik, karena itu, pembinaan keterampilan bebicara harus dilakukan sedini mungkin.
Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supryadi ( 2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupuan profesiona. Keuntungan sosial berkaitan dengan interaksi sosial antara individu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyan-pertanyaan, menyampaikan fkta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan kita dalam berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.
Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara ddalamm sebuah organisasi dapat mengembangkan kemampuan berfikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan berfikir seseorang kan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lian secara lisan.
Menurut pandangan whole language berbicara tidak diajarkan sebagai suatu pokok bahasan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan dalam pembelajran bahasa bersama dengan keterampilan berbahsa yang lain. Kenyatan tersebut dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran bahasa, keterampilan berbahasa tertentu dapat dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Pengaitan keterampilan berbahasa yang dimaksut tidak selalu melibatkan keempat keterampilan berbahasa sekaligus, melainkan dapat hanya menggabungkan dan keterampilan berbahsa saja sepanjang aktifitas berbahasa yang dilakukan bermakna.


a.      Pengertian keterampilan berbicara
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) bebicara adalah aktifitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktifitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didegarkan itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.
Menururt( Tarigan,1983:14), Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi, artikulasi, atau kata-kata untuk mengexprresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta persaan.
Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapt didengar ( audible ) dsn yang kelihatan ( visible ) yang memanfaatkan sejumlah otot manusia demi maksut dan tujuan gagasan atau ide yang dikompilkasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, semantik, dan linguistik.
     
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik dalam pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang, serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias atau tidak.
            Keterampilan berbicara didepan umum atau mengkomuniaksiakan informasi secara jelas diindefikasikan sebagai berikut :
a.       Menggunakan tata bahasa dengan benar
b.      Memilih kosakata yang gampang dipahami dan tepat sasaran
c.       Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan lawan bicara dalam memahami apa yang dikatakan
d.      Berbicara dengan tempo yang tepat
e.       Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur
f.       Menggunakan prerencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk berbicara

b.      Tujuan berbicara
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksut dan tujuan. Menurut Tarigan(1983:15) tujuan utama berbicara untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya ssang pembicar memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuam pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas 5 golongan yaitu:
1.      Menghibur
2.      Menginformasikan
3.      Menstimulasi
4.      Meyakinkan
5.      Menggerakan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan maksut apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan berbicara antara pembicara dengan pendengar akan membantu kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.

c.       Faktor-faktor penunjang kegiatan berbicara
Berbicara atau kegiatan komuniakasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Kegiatan berbicara juga memerlukan hal-hal diluar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan.
 pada saat berbicara diperlukan hal-hal sebagai berikut :
a.        Penguasaan
b.      Bahasa
c.       Keberanian dan ketenangan
d.      Kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur
Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut:
1.      Faktor kebahasaan meliputi:
·         Ketepatan ucapan
·         Penempatan tekanan nada atau durasi yang sesuai
·         Pilihan kata
·         Ketetapan penggunaan kalimat serta tat bahasanya
·         Ketetapan sasaran pembicaraan
2.      Faktor non kebahasaan meliputi :
·         Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
·         Pandangan harus diarahkan ke;awan bicara
·         Kesediaan menghargai orang lain
·         Gerak gerik dan mimik yang tepat
·         Penyaringan suara
·         Kelancaran
·         Relevansi
·         Penguasaan topik

d.      Faktor penghambat kegiatan berbicara
Adakalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksutkan oleh pembicara.
3 faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara yaitu:
1.      Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri, dan faktor yang berasal dari luar partisipan
2.      Faktor  media, yaitu faktor yang linguistik dan non linguistik misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan ,isyarat gerak bagian tubuh
3.      Faktor psikologis yaitu kondisi kejiwaan partisipan komunikasi misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.

Kata yang mempunyai kekuatan dalam berbicara:
*      Maaf
*      Terimakasih
*      Tidak apa-apa
*      Silahkan
*      Apa tidak sebaiknya
Yang harus dihindari dalam berbicara:
*      Membicarakan kejelekan orang lain
*      Memotong pembicaraan orang
*      Jangan sering menggunakan kata sandang
*      Banyak membicarakan kebaikan diri sendiri






B.     Keterampilan Menulis
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa diakui oleeh umum. Menulis merupakan keterampilan yang mensyaratkan penguasaan yang baik. Dalam belajar bahasa menulis merupakan kemahiran tingkat lanjut. Semi (1995:5) berpendapat bahwa pengajaran menulis merupakan dasar untuk keterampilan menulis.
Menulis sebagaimana berbicara, merupakam keterampilan yang produktif dan ekspresif. Perbedaanya, menulis merupakan komunikasi tidak bertatap muka (tidak alngsung) sedangkan berbicara merupakan komunikasi tatap muka (langsung) Tarigan,(1994:2).
Menurut Aziz dan Alwasilah (1996:128), keterampilan menulis berhubungan erat dengan membaca hal ini diakui pula oleh semi (1995:5). Semakin banyak siswa membaca cendrung semakin banyak dia menulis.
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi dan tujuan: personal, interaksional, informatif, instrumental, heuristik, dan estetis.
Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Akan tetapi, di balik kerumitannya, menulis menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam membantu pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, kepercayaan diri dan keberanian, serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, mengolah,dan menata informasi.
Sayangnya, tidak banyak orang yang suka menulis. Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru, kurangnya model, dan kekeliruan dalam belajar menulis yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis, memperparah keengganan orang untuk menulis.
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa tak dapat dilepaskan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi. Pengalaman dan masukan yang diperoleh dari menyimak, berbicara, dan membaca, akan memberikan kontribusi berharga dalam menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari menulis akan berpengaruh pula terhadap ketiga corak kemampuan berbahasa lainnya. Namun demikian, menulis memiliki karakter khas yang membedakannya dari yang lainnya. Sifat aktif, produktif, dan tulis dalam menulis, memberikannya ciri khusus dalam hal kecaraan, medium, dan ragam bahasa yang digunakannya.
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh sebab itu,  keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa.
Menulis sebagai Proses
Banyak pendapat yang berkaitan dengan belajar-mengajar menulis atau mengarang, seperti yang diungkapkan oleh pendekatan formal, pendekatan gramatikal, pendekatan frekuensi, dan pendekatan koreksi. Pendekatan-pendekatan itu tidak sepenuhnya salah, tetapi sayangnya tidak menyentuh proses menulisnya itu sendiri.
Sebagai proses, menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan sebuah tulisan. Di dalamnya terdiri dari kegiatan memilih topik, tujuan, dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka karangan. Berdasarkan kerangka karangan kemudian dilakukan pengembangan butir demi butir atau ide demi ide ke dalam sebuah tulisan yang runtut, logis, dan enak dibaca. Itulah fase penulisan. Selanjutnya, ketika buram (draf) karangan selesai, dilakukan penyuntingan dan perbaikan. Itulah fase pascapenulisan, yang mungkin dilakukan berkali-kali untuk memperoleh sebuah karangan yang sesuai dengan harapan penulisnya.






















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengalaman berbahasa merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelancaran dalam berbicara dan menulis karena dalam pendekatan pengalaman berbahasa. Dalam pengembangan materi dapat dapat dikembangkan semua keterampilan berbahasa mendengarkan,membaca, berbicara dan menulis. Dengan padukan semua keterampilan dalam kegiatan itu dituntut untuk lebih kreatif
B.     Saran
Setiap kegiatan diharapkan dapat mencapai target hasil tertentu karena setiap kegiatan yang dilaksanakan dengan berbagai metode dan setiap metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metode yang satu akan melengkapi metode yang lain dengan memilih salah satu atau menggabungkan berbagai metode sesuai dengan kondisi dan tersedianya pendukung yang lain.











DAFTAR PUSAKA
Ahmad, muslik (2004). Komunikasi Bisnis. Padang: Universitas Negeri Padang
https://www.docstoc.com/66767313/Keterampilan-menulis